Selasa, 30 Agustus 2016

[Review] His Wedding Organizer-Retni SB



Judul   : His Wedding Organizer
Penulis : Retni SB
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Desain dan Ilustrasi cover : Kitty Felicia Ramadhani
Tahun Terbit : 2008
Jumlah halaman : 272 halaman


Sinopsis
Mau tahu tentang ketololankau yang paling memalukan? Aku pernah berselingkuh. Dengan lelaki yang pernah menjadi pacarku, sekaligus yang pernah memberiku luka karena dia menikah dengan perempuan yang memintaku menjadi wedding organizer-nya. Bodoh, kan? sangat.
Keterlaluan. Karena aku sampai berani mengorbankan Adra—lelaki yag kecintaannya padaku mungkin hanya mampu disaingi tokoh utama dalam film-film drama—demi hubungan semu yang nggak menjanjikan apa-apa selain sensasi debar jantung. Tolol kuadrat, kalau aku nggak segera sadar untuk menyudahi semuanya. Dan memperjuangkan kembali cinta Adra yang terlanjur pecah.
Masalahnya, Adra tidak setolol aku! Dia menolak! Haruskah aku menyerah? Oh, andai saja aku diberi kesempatan mempersembahkan perkawinan yang luar biasa baginya (dan bagiku)….



Ehm, aku harus mulai dari mana, ya? Uhm. Oke. Pertama, aku kenalkan dulu bahwa novel ini juga merupakan novel yang dirilis ulang.
Kali ini Mbak Retni mengangkat tema yang tidak biasa, yaitu perselingkuhan. Oleh tokoh wanitanya pula. Ckckck….
Berkisah tentang Harsya yang tidak bisa lepas dari jeratan pesona mantan kekasihnya yang sudah beristri, Figo. Parahnya, istri Figo adalah sahabat SMA-nya yang juga merupakan klien yang menyewa jasanya sebagai wedding organizer. Sebenarnya Harsya bukanlah perempuan yang gatal-gatal amat, karena Figo sepertinya mash menyimpan perasaan yang sama kepadanya. Hanya saja situasi dan kondisi mereka benar-benar telah berbeda. Selain Figo yang sudah memiliki Karin, Harsya juga sudah memiliki Adra.
Harsya dan Adra sudah bersahabat sejak mereka masih bocah ingusan. Adra sudah seperti pahlawan bagi Harsya. Setiap Harsya memiliki kesulitan, Adra selalu pasang badan untuknya, pun ketika Harsya meminta pertolongannya untuk dijadikan pasangan di pernikahan Karin-Figo. Adra yang memang menyayangi Harsya menyetujui walau cowok itu memiliki insting bahwa ada yang salah dengan sahabatnya saat itu. Dan di sinilah kerumitan itu dimulai.
Tema perselingkuhan seperti ini sebenarnya membuat gemas, apalagi yang melakukannya adalah tokoh wanitanya. Ugh. Dobel gemes, deh! Aku tidak habis pikir, kok bisa ya, cewek semanis Harsya dengan karier cemerlang yang tentunya tidak membuatnya sulit dalam hal mencari jodoh malah terjerat cinta terlarang? Cowok lain pada ke mana?Ada juga si Adra, cowok ganteng dengan kebaikan setinggi gunung Himalaya yang terima-terima untuk dijadikan tameng. Ya, ampun! Kegilaan macam apa ini?
Namun, mari kita menghilangkan masalah kebodohan Harsya, karena di luar itu sebenarnya ada banyak kesan yang bisa kita dapatkan dalam buku ini. Membaca buku ini membuat kita semakin paham bahwa kebahagiaan datang dari rasa syukur. Bersyukur dengan apa yang telah kita miliki. Seperti halnya Harya yang harusnya telah memiliki sahabat seperti Adra yang tulus mencintai, bukannya malah mengharapkan cinta lain dari orang yang terlarang.
Ada tokoh Lisa yang selalu disebut-sebut di dalam buku ini. Walau si Lisanya sendiri tidak pernah ditampilkan secara nyata (selalu melalui dialog tokoh lain) namun keberadaannya tetap terasa menurutku. Dan inilah yang bikin aku jadi salut. Mbak Retni selalu sukses dalam pemaparan tokoh-tokohnya.
Mengenai diksi seperti biasa. Selalu fresh dan lincah. Retni SB banget lah! Tapi karya kali ini, takaran kesegarannya tidak seperti karya lainnya. Mungkin karena tema yang diangkat memang benar-benar serius. Jadi yang lebih terasa adalah ketegangan. Tapi aku tetap suka. Apalagi dengan penyelesaian konflik yang begitu manis.
Mbak Retni juga tidak pernah lupa mengajak kita ikut bertualang dengan tokoh-tokohnya. Kali ini di Taman Nasional Betung Kerihun. Karena sebelumnya aku tidak pernah mendengar hutan ini, itu berarti wawasanku jadi bertambah lagi karena buku ini. Hahaha….
Kesimpulannya aku sangat suka novel ini. Walau masih kutemukan sedikit kekurangan. Contohnya ketiadaan label dewasa pada covernya. Kalau saja buku Cinta Paket Hemat dilabeli dewasa, kenapa buku ini tidak? Padahal narasi/deskripsi/adegan layak sensor untuk di bawah umurnya banyak dari Cinta Paket Hemat. Tapi hal itu tidak mengurangi penilaianku terhadap buku ini.
Buku ini kuberi bintang sebanyak empat!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar