Judul : His Wedding Organizer
Penulis : Retni SB
Penerbit
: Gramedia Pustaka Utama
Desain
dan Ilustrasi cover : Kitty
Felicia Ramadhani
Tahun
Terbit : 2008
Jumlah halaman : 272 halaman
Sinopsis
Mau
tahu tentang ketololankau yang paling memalukan? Aku pernah berselingkuh.
Dengan lelaki yang pernah menjadi pacarku, sekaligus yang pernah memberiku luka
karena dia menikah dengan perempuan yang memintaku menjadi wedding
organizer-nya. Bodoh, kan? sangat.
Keterlaluan.
Karena aku sampai berani mengorbankan Adra—lelaki yag kecintaannya padaku
mungkin hanya mampu disaingi tokoh utama dalam film-film drama—demi hubungan
semu yang nggak menjanjikan apa-apa selain sensasi debar jantung. Tolol
kuadrat, kalau aku nggak segera sadar untuk menyudahi semuanya. Dan
memperjuangkan kembali cinta Adra yang terlanjur pecah.
Masalahnya,
Adra tidak setolol aku! Dia menolak! Haruskah aku menyerah? Oh, andai saja aku
diberi kesempatan mempersembahkan perkawinan yang luar biasa baginya (dan
bagiku)….
Ehm, aku harus mulai dari mana, ya? Uhm. Oke.
Pertama, aku kenalkan dulu bahwa novel ini juga merupakan novel yang dirilis
ulang.
Kali ini Mbak Retni mengangkat tema yang tidak
biasa, yaitu perselingkuhan. Oleh tokoh wanitanya pula. Ckckck….
Berkisah tentang Harsya yang tidak bisa lepas dari
jeratan pesona mantan kekasihnya yang sudah beristri, Figo. Parahnya, istri
Figo adalah sahabat SMA-nya yang juga merupakan klien yang menyewa jasanya
sebagai wedding organizer. Sebenarnya Harsya bukanlah perempuan yang
gatal-gatal amat, karena Figo sepertinya mash menyimpan perasaan yang sama
kepadanya. Hanya saja situasi dan kondisi mereka benar-benar telah berbeda.
Selain Figo yang sudah memiliki Karin, Harsya juga sudah memiliki Adra.
Harsya dan Adra sudah bersahabat sejak mereka masih
bocah ingusan. Adra sudah seperti pahlawan bagi Harsya. Setiap Harsya memiliki
kesulitan, Adra selalu pasang badan untuknya, pun ketika Harsya meminta pertolongannya
untuk dijadikan pasangan di pernikahan Karin-Figo. Adra yang memang menyayangi
Harsya menyetujui walau cowok itu memiliki insting bahwa ada yang salah dengan
sahabatnya saat itu. Dan di sinilah kerumitan itu dimulai.
Tema perselingkuhan seperti ini sebenarnya membuat
gemas, apalagi yang melakukannya adalah tokoh wanitanya. Ugh. Dobel gemes, deh!
Aku tidak habis pikir, kok bisa ya, cewek semanis Harsya dengan karier
cemerlang yang tentunya tidak membuatnya sulit dalam hal mencari jodoh malah terjerat
cinta terlarang? Cowok lain pada ke mana?Ada juga si Adra, cowok ganteng dengan
kebaikan setinggi gunung Himalaya yang terima-terima untuk dijadikan tameng.
Ya, ampun! Kegilaan macam apa ini?
Namun, mari kita menghilangkan masalah kebodohan
Harsya, karena di luar itu sebenarnya ada banyak kesan yang bisa kita dapatkan
dalam buku ini. Membaca buku ini membuat kita semakin paham bahwa kebahagiaan
datang dari rasa syukur. Bersyukur dengan apa yang telah kita miliki. Seperti
halnya Harya yang harusnya telah memiliki sahabat seperti Adra yang tulus
mencintai, bukannya malah mengharapkan cinta lain dari orang yang terlarang.
Ada tokoh Lisa yang selalu disebut-sebut di dalam
buku ini. Walau si Lisanya sendiri tidak pernah ditampilkan secara nyata
(selalu melalui dialog tokoh lain) namun keberadaannya tetap terasa menurutku.
Dan inilah yang bikin aku jadi salut. Mbak Retni selalu sukses dalam pemaparan
tokoh-tokohnya.
Mengenai diksi seperti biasa. Selalu fresh dan
lincah. Retni SB banget lah! Tapi karya kali ini, takaran kesegarannya tidak
seperti karya lainnya. Mungkin karena tema yang diangkat memang benar-benar
serius. Jadi yang lebih terasa adalah ketegangan. Tapi aku tetap suka. Apalagi
dengan penyelesaian konflik yang begitu manis.
Mbak Retni juga tidak pernah lupa mengajak kita ikut
bertualang dengan tokoh-tokohnya. Kali ini di Taman Nasional Betung Kerihun.
Karena sebelumnya aku tidak pernah mendengar hutan ini, itu berarti wawasanku
jadi bertambah lagi karena buku ini. Hahaha….
Kesimpulannya aku sangat suka novel ini. Walau masih
kutemukan sedikit kekurangan. Contohnya ketiadaan label dewasa pada covernya.
Kalau saja buku Cinta Paket Hemat dilabeli dewasa, kenapa buku ini tidak?
Padahal narasi/deskripsi/adegan layak sensor untuk di bawah umurnya banyak dari
Cinta Paket Hemat. Tapi hal itu tidak mengurangi penilaianku terhadap buku ini.
Buku ini kuberi bintang sebanyak empat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar